Adi Sasono, In Memorial (Gedung Kuning)

Dear Bapak,  Ini cerita tentang kantor kita, Gedung Kuning, Jl.Agus Salim 117. -- Sampai dua tahun  pertama setelah menjabat Ment...



Dear Bapak, 

Ini cerita tentang kantor kita, Gedung Kuning, Jl.Agus Salim 117.
--
Sampai dua tahun  pertama setelah menjabat Menteri, Bapak masih didampingi seorang ajudan, Mas Wahyudi, notabene adalah salah satu staf dari Kementrian Koperasi.  Kehadiran Mas Wahyudi membantu dalam menjalankan tugas, terutama dalam hal protokoler. Waktu setahun lebih menjabat, sebenarnya tidak banyak mempengaruhi kegiatan Bapak dalam menghadiri setiap acara. Dalam arti bahwa, Bapak sudah terbiasa mengatur setiap acara dengan tanpa protokoler, berbeda halnya semasa menjabat, protokoler diperlukan sebagai satu bentuk SOP kerja. 

Ada perbedaan yang cukup menyolok dalam keprotokolan sesudah tidak menjabat. Ketika semasa menjabat, Ajudan harus ke rumah, bersamaan dengan Bapak ke kantor atau ke acara lain, dan pulang bersama Bapak. Tapi setelah menjabat, ajudan cukup datang pagi di kantor, dan pulang setelah bapak pulang. Bapak sangat fleksibel dalam hal ini, jika memang perlu didampingi, Bapak akan minta didampingi, tapi jika tidak perlu, Bapak berangkat sendiri (tentunya dengan Pak Misiran) dan Mas wahyudi bisa membantuku di kantor atau mengerjakan hal yang lain.

Mas Wahyudi, aku yakin Mas mempunyai kesan tersendiri tentang Bapak, baik secara pribadi maupun secara formal. Kebersamaan kita memang tidak lama, tapi tali silaturahmi antara kita insya allah akan terus terjaga. Kepedulian Mas tentang setiap perkembangan Bapak jika aku kabari Mas, atau jika Mas menanyakan kabar Bapak, itu sebagai salah satu ciri silaturahmi kita. Many thanks Mas, Mas sudah menemani kami beberapa waktu yang lalu, doa Kita untuk Bapak, semoga amal Ibadah Bapak diterima disisi Allah Swt. Aamiin YRA.

-- 
Jam kantor 08.30, tapi Bapak sering membuat agenda sendiri, jam 7.30 atau jam 8 sudah ada di kantor untuk menemui tamu. Kadang bilang, kadang tidak. Tapi Bapak konsekwen, karena jam kantor 8.30, aku tidak wajib datang lebih pagi untuk mendampinginya.
  
"Ren, besok Saya janji dengan A, jam 7.30 di Agus Salim. Tolong bilang Kiki siapkan ruangan." 

Kiki, anak kantor yang bantu kami, sudah cukup hapal dengan SOP tidak tertulis. Jika Bapak datang atau tamu datang, selalu lapor melalui telepon.

Bapak, ada guyonan kalau Bapak datang lebih dulu ke kantor. Aku sampai di kantor dengan tergesa-gesa, membuka pintu depan, dan aku temui Yani. "Yan, sekretarisku sudah datang ?" 
(🙏🙏 Maaf ya Pak).

#Di Agus Salim, Yani yang membantuku, terutama jika aku ditugaskan keluar, Ada Nur yang bantu Kiki, Ada Ema yang dulu resepsionis, Ada Pak Edi dan Rizal. 
   
--
Gedung Kuning, berlantai dua. Aku hapal sekali jika Bapak datang, menaiki tangga dengan suara hentakan kaki yang khas.  Memasuki ruangan, dengan salam,  pasti melewatiku (wajib lapor☺️). Jika tamu belum datang, Bapak duduk di depan mejaku atau memintaku ke ruangannya. 

Setiap "menghadap" aku selalu membawa buku catatan dan satu pena. Mengapa ?  Aku tidak ingin ada yang terlewat apa yang diminta Bapak (walaupun ga ada yang perlu dicatat, kadang aku menulis catatan kecil tentang pertemuan itu).  

Ada satu kejadian yang membuatku melakukan itu... 

Satu ketika Bapak memanggilku, dengan tangan kosong aku duduk manis di depan Bapak. Bapak bicara bla bla dan aku mengangguk-angguk. Kemudian Bapak bertanya, jadi apa pointnya dari pembicaraan kita barusan ? Aku jawab dengan harapan semuanya benar (waktu itu aku masih cukup muda, dan aku yakin aku mudah untuk mengingat semua pembicaraan Bapak🙏)

"Kurang dua point Ren, coba ingat-ingat apa yang terlewat"  Aku mengerutkan kening, sepertinya aku sudah benar, tak ada yang terlewat. 

Bapak menghampiriku dan menepuk pundak kiriku. 

"2 yang terlewat. Itu amanat, jika dari 8 amanat terlewat 2 amanat, artinya amanat itu belum disampaikan semua, dan itu dosa."

Halus, tapi tegas. Tak perlu berdebat tentang apa yang terlewat, Bapak mengulang point-point itu, dan ternyata memang 8 point. 

Aku terpekur dan diam. 

--
Tahu Post It kan ? Dulu post it tidak banyak warna seperti sekarang, masih satu warna, kuning. Lebih banyak kertas-kertas polos warna warni berukuran bujur sangkar kecil yang aku siapkan di meja kerja Bapak.  Bapak mencatat nomor-nomor telepon kolega, dan menyalinnya di handphone atau tulisan-tulisan lain yang jujur nyaris tidak terbaca 🙏🙏. Aku tidak pernah membuangnya, sampai akhirnya Bapak sendiri yang akan membuangnya.

Tentang nomor telepon itu ada ceritanya, dan banyak manfaat (buatku).

Setiap Bapak bertemu dengan tamu-tamu, terutama dengan yang baru, Bapak akan bertukar kartu nama atau menanyakan nomor telepon dengan nama lengkap atau lembaga atau satu sisi khas mereka. 

"Nama Anda siapa ?" tanya Bapak sambil membuka handphone (HP) dan mencatat nama serta nomor teleponnya. 

#Bapak dulu menyebut handphone itu dengan "telepon tangan" 

Contoh :  

Maidas Balai IB Sapi Lembang
Nur Hidayat Sapi Ass Pedagang Dagimg Imd

- Jadi, "Sapi" itu seperti category. Jika Bapak ada yang perlu bantuan tentang sapi, Bapak tinggal cari "sapi" dikontaknya 🙏

#Bapak dengan senang hati akan merekomendasikan seseorang yang perlu bantuan, contoh yang berhubungan dengan sapi itu, dengan bekal "salam dari Saya"

Waktu itu HP Bapak Nokia Communicator 9000. Bapak senang dengan HP itu, seperti dapat mainan baru 😊, tambah rajin juga mencatat nomor telepon langsung di HP, termasuk kartu nama pun disalinnya.  Ada semacam aplikasi "Note" di sana,  aku tidak menduga, jika Bapak menghadiri rapat-rapat atau diskusi, Bapak mencatat kesimpulan dari hasil pertemuan-pertemuan itu😱

Suatu hari HP itu rusak dan aku aku segera memperbaikinya. Ketika sampai di tempat service, aku bertanya, apakah kontak didalam handphone itu bisa diback up dan ditransfer ke handphoneku ? Dan ternyata bisa. Ini manfaatnya, jika Bapak minta aku menghubungi seseorang, aku tidak perlu lagi minta nomor teleponnya ke Bapak (mungkin waktu itu Bapak berpikir, kok pintar sekali, ga diberi nomor telepon tapi sudah bisa tersambung😀😀)


#sampai saat ini, teman-teman Bapak menganggapku sebagai hardisk Bapak, mereka menganggap aku tahu semua informasi tentang Bapak, tidak hanya tentang nomor-nomor telepon itu, tapi hal-hal lain. "Reina 108"😀😀

--
Tentang tulisan Bapak yang nyaris tidak terbaca bagi umum 🙏🙏 
(percaya ga percaya, tulisanku sekarang mirip dengan tulisan Bapak, dalam arti sukar dibaca orang, dan kadang aku  sendiri harus mengerutkan kening dulu untuk  membacanya lagi😱😱)

Sebelum menjadi Komisaris Utama di Republika, Bapak pernah menjabat sebagai salah satu dari Dewan Redaksi Republika. Tentunya Bapak sangat paham dengan redaksi penerbitan. Ini berdampak dalam pembuatan makalah jika Bapak diundang sebagai Pembicara. 

Jika ada draft makalah, draft itu bisa berulang-ulang direvisi, apa itu ejaan, susunan kata,  kalimat, tapi yang jadi masalah (buatku), revisi itu dibuat dengan tulisan tangan😀😀🙏  Dengan susah payah dan bolak balik aku bertanya ke Bapak, "ini apa pak?" Dan aku akan menuliskan kembali dengan huruf cetak (agar lebih jelas).

Pernah suatu kali, dengan asumsi aku sudah cukup paham dengan materi makalah itu, dan sudah "sedikit" mengenal tulisan Bapak, revisi itu aku langsung aku buat, print, dan aku serahkan ke Bapak. Bapak membacanya, dengan kening berkerut.🙄

"Ini maksudnya apa ya Ren?" sambil menunjuk arah paragraf yang aku revisi. Dan aku menjelaskan sambil memegang dan membaca draft awalnya. Bapak tertawa dan mengambil draft itu. 

"Dulu ikut Pramuka Ga ?" Aku mengangguk, tak mengerti.
"Pasti siaga juga tidak lulus. Kalau sampai penegak pasti bisa baca tulisan Saya" 

🙏🙏 Kelakar seperti itu yang aku suka, jika aku melakukan kesalahan dalam pekerjaan, Bapak tidak pernah menyalahkanku begitu saja.  

Ada satu kalimat Bapak tentang satu hubungan antar kerja :

"Jangan menyalahkan anak buah, karena anak buah akan melaksanakan apa perintah Anda, bagaimana cara Anda memerintahnya, itu  menjadi tanggung jawab Anda";  ❤️❤️

#dan selanjutnya, sandi rumput itu bisa aku baca dengan baik (entah siapa lagi yang bisa membacanya)

--
Ada cerita lucu tentang surat menyurat (apa ini juga dampak sebagai "redaksi":😀) 

Secara teori, jika kita membalas surat, pasti akan  menghubungkan dengan nomor surat, tanggal, dan perihal dari surat pengirim. Kadang nomor surat dan perihal bisa menjadikan satu paragraf panjang, apalagi itu kalau itu surat resmi.  Secara naluri  kubuat surat itu sesuai teori. Aku perlihatkan ke Bapak, dengan lampiran surat si pengirim.


"Ren, saya tidak bisa bernafas." Raut wajah Bapak datar, tanpa ekspresi. 

Aku kaget. 
Wah, asma Bapak kambuh, pikirku. "Bapak sakit ?" 
"Iya.. setelah membaca jawaban surat ini."
Ada yang salahkah, pikirku.
"Kenapa dengan surat itu ?"
"Saya sampai tidak bisa bernafas membacanya, karena Saya mencari titik untuk membuat saya berhenti membaca." Bapak tertawa sambil menyerahkan surat itu.
"Tolong betulkan surat itu, jangan buat "kalimat Gajah", ambil intinya saja, dan paragraf terakhir cukup ditutup dengan "Terima Kasih." sebelum salam. 

Dan sejak itu, surat-suratku tidak pernah ada lagi "kalimat Gajah" dan penutup "Atas perhatian Bapak /Ibu bla bla bla... (termasuk surat-surat formal pada pekerjaanku).


---

Bersambung

COMMENTS

Name

Adi Sasono,5,Adiabel,24,Adiabel Corporation,3,Adinandra - Amara,22,Adinandra and Friend,17,Adinandra Birthdays,5,Administrasi,4,AHU,1,Amara,1,Amara Birthday,6,Amara n Friends,14,Artikel,6,Berita,17,Borgtocht,4,Budaya,1,BumDes,1,Bunda - Amara,18,Bunda Birthdays,4,Business,7,Cerita,42,Cessie,1,Diary,238,Family,33,Fiducia,6,Finance,2,Foreign,1,Foreign Investment Company (PMA),15,Gadai,3,Gallery,299,Good Story,28,Hipotek,3,Hukum,4,Hukum Waris,6,Ikatan Notaris Indonesia,2,Ilmu Pengetahuan,1,Informasi,2,Intro,3,Jaminan,4,Jaminan dan Ganti Rugi,4,karier,16,Kecantikan,1,Kepailitan,2,Keterangan Waris,1,Koperasi,2,Koperasi Adiabel,2,Kuasa,1,Lifestyle,18,Majelis Kehormatan Notaris,1,Me,63,Me and Friends,41,Misteri,6,Motivation,2,My Activity,19,My Sweetie,9,Notaris,118,Office,45,OJK,1,Pajak,5,Parenting,10,Paripasu,1,Perizinan,10,Perjanjian Perkawinan,1,Perkumpulan,1,Perseroan Terbatas,11,Perusahaan Dagang,1,Picture,10,PIDANA,2,Politik,5,POSKO JABAR,3,PPAT,39,Psikologi,5,Relationship,42,Relationship Motivation,1,Religius,30,Sejarah,2,Sewa Menyewa,1,Sosok,6,Syariah,1,taris,1,textslide,4,The Others,2,Umum,3,Us,25,Video,16,Wisata,13,Yayasan,4,
ltr
item
REINA NATAMIHARDJA: Adi Sasono, In Memorial (Gedung Kuning)
Adi Sasono, In Memorial (Gedung Kuning)
https://4.bp.blogspot.com/-yKzKIgmy394/V7114dXDYJI/AAAAAAAAri4/V3DbsJLD-N4KYHim2w8wR_7QF7N2917bACLcB/s640/mengenang-adi-sasono.jpg
https://4.bp.blogspot.com/-yKzKIgmy394/V7114dXDYJI/AAAAAAAAri4/V3DbsJLD-N4KYHim2w8wR_7QF7N2917bACLcB/s72-c/mengenang-adi-sasono.jpg
REINA NATAMIHARDJA
https://www.natamihardja.com/2016/08/adi-sasono-in-memorial-gedung-kuning.html
https://www.natamihardja.com/
https://www.natamihardja.com/
https://www.natamihardja.com/2016/08/adi-sasono-in-memorial-gedung-kuning.html
true
6588466907048385368
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content