Seminggu yang lalu, Sabtu pagi, tepatnya tanggal 19 Januari 2008, di tengah perjalanan dinas di Yogyakarta, saya ditelepon adikku tentan...
Seminggu yang lalu, Sabtu pagi, tepatnya tanggal 19 Januari 2008, di tengah perjalanan dinas di Yogyakarta, saya ditelepon adikku tentang kesehatan Abel. Badannya panas tinggi, Memang sebelum berangkat, sudah sempet saya bawa ke dokter, selang dua hari panas ga turun2… Saya pulang dengan pesawat jam 09. 10, tiba di Jakarta jam 10.10 langsung menuju rumah dan bawa Abel ke RS Ongko Mulyo.
Terus terang, cemas banget lihat keadaan abel, udah bolak-balik 3 kali ke dokter, tidak terdeteksi penyakit yang berbahaya, hanya panas, panas dan panas. Dokter meminta agar Abel dirawat secara intentsif.. Saya setuju.. udah cape juga rawat jalan, dan belum sembuh2… Abel udah sempet merengek ga mau dirawat, apalagi waktu diambil darah duh… nangis teriak2 ga mau…. Saya bujuk .. buat kesehatan Abel juga, biar Bunda yang nunggu Abel di rumah sakit. Pelan-pelan Abel mau juga, suhu badannya mencapai 40.5oC, dan masuk ruang perawatan Teratai. Alhamdulillah, untung waktu itu ada adikku, Ike yang nemenin di RS .. malamnya saya ditemenin Du2t yang langsung ke rumah sakit sepulangnya dari Yogya malam itu juga.
Ada kejadian yang menyentuh sekaligus lucu …
Sewaktu Abel hendak diinfus, ngamuklah dia, suster2 ditendang, teriak-teriak : ‘suster jelek, suster jahat, bunda tolong Abel, Abel mau pulang, Abel ga mau disiksa …” Saya jawab, “Abel, bunda sayang Abel, Abel mesti dirawat biar kesehatan Abel bisa pulih ya…”, Abel nangis sambil teriak “Bunda bohong… bunda ga sayang Abel, Bunda ngebiarin Abel disiksa..” Hanya air mata yang mengalir melihat Abel .. Badannya dibungkus seperti bayi, kecuali tangan kirinya untuk disuntik infus. Akhirnya para suster berhasil juga memasang jarum infus ke tangan Abel.
Jam 3 hasil test darah baru saya terima, hasilnya bagus, tidak ada gejala deman berdarah atau pun tyfus. Dokter dan tim belum bisa mendiagnosa apa penyakit Abel. Panas masih berkisar 38,7 oC – 39,8oC. sampai hari kedua belum ada diagnosa pasti, test darah masih normal .. so… kenapa Abel ¿
Hari ketiga, senin 21 Januari 2008, pagi-pagi Abel udah diambil darah lagi.. tangan kirinya sudah biru-biru akibat pengambilan darah untuk lab… kondisi mulai memburuk, badannya melemah dan panas masih di sekitar 38,7 oC. Apa yang Abel makan langsung dimuntahkan lagi…. Dokter mulai menambah obat di infusnya… Jam 11.00 saya cek hasil darah Abel, hasilnya mulai mengejutkan trombosit turun di 50 rb… diagnosa mulai terbuka, ‘gejala demam berdarah’….. kalut, panik, cemas… semuanya berkecamuk.
Jam 14.00, suster menawarkan obat penurun panas sebagai pengganti obat yang dimuntahkan Abel. Suster menawarkan tempra atau obat lain. Saya pilih tempra, karena biasanya Abel lebih cepet turun panasnya kalau minum
tempra. Akhirnya Abel diberi obat tempra. Kurang dari satu jam suhu badannya menurun di 36,5oC, badannya berkeringat… Saya sempat berpikir apa ini suatu kemajuan ?
Badannya tambah dingin, keringat terus mengalir dingin… dingin sampai ke kaki… akhirnya saya minta suster untuk mengganti baju Abel agar tidak kedinginan. Setelah ganti baju, saya rapihkan rambut Abel dengan mengikat rambut bagian atasnya sambil berkata, ”Abel cepet pulang ya.. biar kita bisa jalan-jalan lagi…” Abel jawab dengan lemah ”ya bunda, abel juga pengen cepet pulang..” matanya seperti ngantuk… susah terbuka, badannya lemah, dingin. Saya pegang tangan kanan Abel, telapak tangannya merah… bagian tangannya lebam keunguan.. Saya tanya adikku, ”Kok tangannya lucu ya, foto ya .. Abel senyum..” ketika telapak tangan Abel saya pijit, berubah menjadi putih
pucat dan kembali ke merah .. Saya pikir ini ga wajar… akhirnya saya pijit bel untuk memanggil suster. Mata Abel sudah terpejam.. suster memeriksa suhu badan abel di 35,7 oC , dan kemudian memeriksa tangan Abel… suster
terkejut, dan segera memanggil dokter jaga.
Dokter memeriksanya, suster melaporkan bahwa denyut nadi tidak teraba …!!!! Ya Allah, apa yang terjadi ??? Dokter keluar, dan kemudian meminta suster untuk memanggilku bicara di meja dokter. Saya bingung … dan sempat bertanya-tanya..??????
Dengan sedikit tersendat, Dokter mengatakan bahwa Abel harus dibawa ke ICU ??? Pecahlah tangisku, alhamdulillah tepat saat itu Du2t dateng ama Coki… Du2t menemaniku menandatangani surat pernyataan kepindahan Abel ke ICU … Abel divonis Deman Berdarah dan sudah terjadi syok ….!!! Astagfirullahhaladzim… Saya kembali ke kamar Abel, dan Abel sudah siap dipindahkan. Tangisanku tambah tinggi, mata abel tertutup, badannya lemah dan dingin.. Abel dipindahkan ke ruang ICU lt. .2. Aa hanya bisa berdoa dan menangis, ada Du2t, Ike, dan Coki yang mendampingiku .. Ya allah, selamatkan Abel. !!!
Saya jadi ingat teori ”Pelana Kuda” yang disampaikan oleh Tika Bisono pada iklan obat Panadol.. teori itu benar2 terjadi, panas tinggi sampai tiga hari dan turun pada hari keempat turun drastis, tangan dan kaki dingin mengigil, nadi lemah … Saya hanya bisa berdoa dan berdoa. Du2t dan Ike menghubungi keluarga untuk menginformasikan keadaan Abel, keluarga Bandung heboh ….
Kira-kira 1,5 jam kemudian saya dipanggil dokter ICU untuk berdiskusi, ternyata Abel positif DEMAM BERDARAH, dengan trombosit 20 rb, SGPT dan SGOT di atas 300, terjadi pengentalan darah yang akut … saya pandangi Abel
dengan hati yang hampa, oksigen dan bantuan medis lainnya terpasang di badannya. Ya Allah gadis kecilku … seandainya bisa bunda yang menggantikan sakitnya Abel… …… Matanya seperti mengantuk, tapi tidak boleh sampai tertidur. Lemas badanku melihat Abel. Ga boleh ditunggu, kasihan Abel sendiri, tangannya tambah biru bekas suntikan pengambilan darah dimana-mana, matanya mengambang, sayu…
Hari kedua di ICU belum banyak perubahan yang lebih baik, trombosit masih di 25 rb, perut membengkak, paru-paru didiagnosa dimasuki cairan, namun suhu badan sudah mulai normal. Belum hal itu lewat, dahak Abel keluar darah, masya allah…. !! Namun dokter menyebutkan hal itu tidak terlalu bahaya, karena fase penyembuhan melalui dahak, biasanya dari gusi, buang air besar berdarah, atau mimisan. Mudah-mudahan …. Alhamdulillah menjelang sore, kondisi Abel mulai membaik, meskipun trombosit dan livernya belum ada perkembangan yang berarti, namun komunikasi sudah mulai terjadi diantara kami, sedikit demi sedikit Abel sudah mulai mau makan biskuit dengan susu. Hanya satu yang diminta Abel … ”Bunda, Abel pengen pulang, Abel ingin meluk bunda, tapi tangan Abel sakit..” Titik air mata jatuh dipipiku… ”Sabar Abel, sebentar lagi Abel pulang, makanya sekarang berobat dulu ya, bunda yang peluk Abel dulu ya..”
Dalam kondisi seperti itu ada juga lucunya Abel. Sewaktu Saya tinggalkan untuk pulang ke rumah dan membelikan boneka kecil untuknya … Icha, adikku telp “Abel nangis, nyari bunda, teriak-teriak, terus orang2 yang mau nungguin diusir. Gimana ini ?” Saya jawab, “bentar lagi nyampe kok. Abel dah bisa teriak2 dan ngusir orang ? Itu tandanya Abel dah mulai sehat…!!” Itu lah cirinya Abel, teriakannya menandakan bahwa Abek dah mulai membaik …
Alhamdulillah, pada hari berikutnya Abel sudah bisa kembali ke ruang perawatan anggrek. Kondisinya sudah membaik, trombosit sudah mulai naik, meskipun masih di bawah 50 rb. Pada hari Sabtu, tepat seminggu Abel
dirawat, trombositnya mencapai 180rb dan dokter mengizinkan Abel pulang …
Great… Pengalaman seminggu di rumah sakit, menghadapi anak yang sakit seperti yang dialami Abel, memberikan pengalaman baru dalam kehidupanku sebagai seorang Ibu. Penyakit Abel merupakan penyakit dan kondisi terparah dari sepanjang sejarah kesehatan keluarga kami. Kebersamaan di rumah mulai terasa kembali, seminggu Adi aq tinggal, kasihan … Adi hanya bisa bolak-balik ke rumah sakit untuk ketemu kami. Alhamdulillah, Adi mengerti kondisi adiknya dan turut mendoakan atas kesembuhannya. Semoga ini bisa menjadi pelajaran bagi kita.
Saya mengucapkan syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk terus bersama, terima kasih atas dukungan dan doa, terutama untuk Du2t, Adi, Ike, Ica, De2n, Coki, Dwi, Alex, Dayi, Sarah, yang telah menemani kami selama masa perawatan, untuk seluruh keluarga dan rekan-rekan kerja semoga Allah swt lebih memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua, amin …
Terus terang, cemas banget lihat keadaan abel, udah bolak-balik 3 kali ke dokter, tidak terdeteksi penyakit yang berbahaya, hanya panas, panas dan panas. Dokter meminta agar Abel dirawat secara intentsif.. Saya setuju.. udah cape juga rawat jalan, dan belum sembuh2… Abel udah sempet merengek ga mau dirawat, apalagi waktu diambil darah duh… nangis teriak2 ga mau…. Saya bujuk .. buat kesehatan Abel juga, biar Bunda yang nunggu Abel di rumah sakit. Pelan-pelan Abel mau juga, suhu badannya mencapai 40.5oC, dan masuk ruang perawatan Teratai. Alhamdulillah, untung waktu itu ada adikku, Ike yang nemenin di RS .. malamnya saya ditemenin Du2t yang langsung ke rumah sakit sepulangnya dari Yogya malam itu juga.
Ada kejadian yang menyentuh sekaligus lucu …
Sewaktu Abel hendak diinfus, ngamuklah dia, suster2 ditendang, teriak-teriak : ‘suster jelek, suster jahat, bunda tolong Abel, Abel mau pulang, Abel ga mau disiksa …” Saya jawab, “Abel, bunda sayang Abel, Abel mesti dirawat biar kesehatan Abel bisa pulih ya…”, Abel nangis sambil teriak “Bunda bohong… bunda ga sayang Abel, Bunda ngebiarin Abel disiksa..” Hanya air mata yang mengalir melihat Abel .. Badannya dibungkus seperti bayi, kecuali tangan kirinya untuk disuntik infus. Akhirnya para suster berhasil juga memasang jarum infus ke tangan Abel.
Jam 3 hasil test darah baru saya terima, hasilnya bagus, tidak ada gejala deman berdarah atau pun tyfus. Dokter dan tim belum bisa mendiagnosa apa penyakit Abel. Panas masih berkisar 38,7 oC – 39,8oC. sampai hari kedua belum ada diagnosa pasti, test darah masih normal .. so… kenapa Abel ¿
Hari ketiga, senin 21 Januari 2008, pagi-pagi Abel udah diambil darah lagi.. tangan kirinya sudah biru-biru akibat pengambilan darah untuk lab… kondisi mulai memburuk, badannya melemah dan panas masih di sekitar 38,7 oC. Apa yang Abel makan langsung dimuntahkan lagi…. Dokter mulai menambah obat di infusnya… Jam 11.00 saya cek hasil darah Abel, hasilnya mulai mengejutkan trombosit turun di 50 rb… diagnosa mulai terbuka, ‘gejala demam berdarah’….. kalut, panik, cemas… semuanya berkecamuk.
Jam 14.00, suster menawarkan obat penurun panas sebagai pengganti obat yang dimuntahkan Abel. Suster menawarkan tempra atau obat lain. Saya pilih tempra, karena biasanya Abel lebih cepet turun panasnya kalau minum
tempra. Akhirnya Abel diberi obat tempra. Kurang dari satu jam suhu badannya menurun di 36,5oC, badannya berkeringat… Saya sempat berpikir apa ini suatu kemajuan ?
Badannya tambah dingin, keringat terus mengalir dingin… dingin sampai ke kaki… akhirnya saya minta suster untuk mengganti baju Abel agar tidak kedinginan. Setelah ganti baju, saya rapihkan rambut Abel dengan mengikat rambut bagian atasnya sambil berkata, ”Abel cepet pulang ya.. biar kita bisa jalan-jalan lagi…” Abel jawab dengan lemah ”ya bunda, abel juga pengen cepet pulang..” matanya seperti ngantuk… susah terbuka, badannya lemah, dingin. Saya pegang tangan kanan Abel, telapak tangannya merah… bagian tangannya lebam keunguan.. Saya tanya adikku, ”Kok tangannya lucu ya, foto ya .. Abel senyum..” ketika telapak tangan Abel saya pijit, berubah menjadi putih
pucat dan kembali ke merah .. Saya pikir ini ga wajar… akhirnya saya pijit bel untuk memanggil suster. Mata Abel sudah terpejam.. suster memeriksa suhu badan abel di 35,7 oC , dan kemudian memeriksa tangan Abel… suster
terkejut, dan segera memanggil dokter jaga.
Dokter memeriksanya, suster melaporkan bahwa denyut nadi tidak teraba …!!!! Ya Allah, apa yang terjadi ??? Dokter keluar, dan kemudian meminta suster untuk memanggilku bicara di meja dokter. Saya bingung … dan sempat bertanya-tanya..??????
Dengan sedikit tersendat, Dokter mengatakan bahwa Abel harus dibawa ke ICU ??? Pecahlah tangisku, alhamdulillah tepat saat itu Du2t dateng ama Coki… Du2t menemaniku menandatangani surat pernyataan kepindahan Abel ke ICU … Abel divonis Deman Berdarah dan sudah terjadi syok ….!!! Astagfirullahhaladzim… Saya kembali ke kamar Abel, dan Abel sudah siap dipindahkan. Tangisanku tambah tinggi, mata abel tertutup, badannya lemah dan dingin.. Abel dipindahkan ke ruang ICU lt. .2. Aa hanya bisa berdoa dan menangis, ada Du2t, Ike, dan Coki yang mendampingiku .. Ya allah, selamatkan Abel. !!!
Saya jadi ingat teori ”Pelana Kuda” yang disampaikan oleh Tika Bisono pada iklan obat Panadol.. teori itu benar2 terjadi, panas tinggi sampai tiga hari dan turun pada hari keempat turun drastis, tangan dan kaki dingin mengigil, nadi lemah … Saya hanya bisa berdoa dan berdoa. Du2t dan Ike menghubungi keluarga untuk menginformasikan keadaan Abel, keluarga Bandung heboh ….
Kira-kira 1,5 jam kemudian saya dipanggil dokter ICU untuk berdiskusi, ternyata Abel positif DEMAM BERDARAH, dengan trombosit 20 rb, SGPT dan SGOT di atas 300, terjadi pengentalan darah yang akut … saya pandangi Abel
dengan hati yang hampa, oksigen dan bantuan medis lainnya terpasang di badannya. Ya Allah gadis kecilku … seandainya bisa bunda yang menggantikan sakitnya Abel… …… Matanya seperti mengantuk, tapi tidak boleh sampai tertidur. Lemas badanku melihat Abel. Ga boleh ditunggu, kasihan Abel sendiri, tangannya tambah biru bekas suntikan pengambilan darah dimana-mana, matanya mengambang, sayu…
Hari kedua di ICU belum banyak perubahan yang lebih baik, trombosit masih di 25 rb, perut membengkak, paru-paru didiagnosa dimasuki cairan, namun suhu badan sudah mulai normal. Belum hal itu lewat, dahak Abel keluar darah, masya allah…. !! Namun dokter menyebutkan hal itu tidak terlalu bahaya, karena fase penyembuhan melalui dahak, biasanya dari gusi, buang air besar berdarah, atau mimisan. Mudah-mudahan …. Alhamdulillah menjelang sore, kondisi Abel mulai membaik, meskipun trombosit dan livernya belum ada perkembangan yang berarti, namun komunikasi sudah mulai terjadi diantara kami, sedikit demi sedikit Abel sudah mulai mau makan biskuit dengan susu. Hanya satu yang diminta Abel … ”Bunda, Abel pengen pulang, Abel ingin meluk bunda, tapi tangan Abel sakit..” Titik air mata jatuh dipipiku… ”Sabar Abel, sebentar lagi Abel pulang, makanya sekarang berobat dulu ya, bunda yang peluk Abel dulu ya..”
Dalam kondisi seperti itu ada juga lucunya Abel. Sewaktu Saya tinggalkan untuk pulang ke rumah dan membelikan boneka kecil untuknya … Icha, adikku telp “Abel nangis, nyari bunda, teriak-teriak, terus orang2 yang mau nungguin diusir. Gimana ini ?” Saya jawab, “bentar lagi nyampe kok. Abel dah bisa teriak2 dan ngusir orang ? Itu tandanya Abel dah mulai sehat…!!” Itu lah cirinya Abel, teriakannya menandakan bahwa Abek dah mulai membaik …
Alhamdulillah, pada hari berikutnya Abel sudah bisa kembali ke ruang perawatan anggrek. Kondisinya sudah membaik, trombosit sudah mulai naik, meskipun masih di bawah 50 rb. Pada hari Sabtu, tepat seminggu Abel
dirawat, trombositnya mencapai 180rb dan dokter mengizinkan Abel pulang …
Great… Pengalaman seminggu di rumah sakit, menghadapi anak yang sakit seperti yang dialami Abel, memberikan pengalaman baru dalam kehidupanku sebagai seorang Ibu. Penyakit Abel merupakan penyakit dan kondisi terparah dari sepanjang sejarah kesehatan keluarga kami. Kebersamaan di rumah mulai terasa kembali, seminggu Adi aq tinggal, kasihan … Adi hanya bisa bolak-balik ke rumah sakit untuk ketemu kami. Alhamdulillah, Adi mengerti kondisi adiknya dan turut mendoakan atas kesembuhannya. Semoga ini bisa menjadi pelajaran bagi kita.
Saya mengucapkan syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk terus bersama, terima kasih atas dukungan dan doa, terutama untuk Du2t, Adi, Ike, Ica, De2n, Coki, Dwi, Alex, Dayi, Sarah, yang telah menemani kami selama masa perawatan, untuk seluruh keluarga dan rekan-rekan kerja semoga Allah swt lebih memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua, amin …
COMMENTS